12/20/2008
Nyeri Pinggang Pada Penyepeda
12/10/2008
Loyonya si Ayam Jago
Hubungannya Ayam Jago loyo dengan olah raga sepeda adalah cerita lama, kalau tidak salah isu ini muncul tahun 90 an di salah satu majalah kesehatan atau majalah sepeda kurang tau persis.
Cerita ini selalu timbul dan tenggelam dari tahun ke tahun, dan selalu dibahas terutama dikalangan pemula yang mulai serius menekuni olah raga sepeda, sebetulnya masalah diatas itu kemungkinan terjadinya bisa saja, masalahnya kenapa isunya lebih santer dibicarakan di lingkungan olahraga bersepeda dibanding olah raga lain seperti berkuda, atau olah raga sepeda motor, hingga pabrik peralatan sepeda rela mengeluarkan dana extra untuk melakukan riset guna mendapatkan desain sadel sepeda yang nyaman dan ramah terhadap si "Ayam Jago" AKA "Prabotan Sex Pria"
Para atlet sepeda sering kali berada diatas sepeda ber jam2 dan ber km2 jauhnya terutama para atlet sepeda jalan raya (road bike) dan rasa nyeri otot, tidak nyaman di bagian slangka, panas, kebas Ayam Jago nya pasti pernah/sering dialami. Daerah rawan ini memang selayaknya mendapatkan perhatian kusus guna menghindari cedera lebih serius.
Secara tipikal sadel sepeda akan menopang langsung di tiga bagian/titik pada Pelvis (panggul) kita. Yaitu satu tititk di bagian depan di daerah Perineum (jaringan lunak diantara kaki) dan dua titik dibagian belakang, di daerah Ischial Tuberosities (daerah tulang duduk) Tiga titik inilah yang membentuk bidang kerja, sehingga menjadikan goesan stabil dan bertenaga bagi otot2 dari pinggang kebawah. Lalu mengapa bisa terjadi rasa kebas si Ayam Jago? Ini disebabkan adanya gangguan peredaran darah pada pembuluh darah dan saraf yang menuju si Ayam Jago itu, karena telah terjadi tekanan pada jaringan lunak dimana terdapat jalur pembuluh2 darah dan saraf2 halus yang keberadaanya terjepit di antara Pubic Bone dan Perineum yang menekan pada bagian tengah sadel. Sebetulnya bisa saja bagian hidung sadel dihilangkan agar bagian Perenium tidak tertekan seperti gambar diatas, tetapi dengan menghilangkan bagian hidung maka keseimbangan kita diatas sepeda akan berkurang terutama untuk para atlet sepeda balap.
Kita bisa memberikan beban sebesar yang kita inginkan pada tulang duduk, ini karena tulang duduk memang dibuat untuk itu, tetapi beban yang terlalu besar pada jaringan lunak adalah masalah lain, karena pada jaringan lunak ini terletak pembuluh2 darah dan saraf2 yang mengarah ke si Ayam Jago, jadi apabila terjadi tekanan yang besar pada bagian ini maka aliran darah dari pembuluh darah ke saraf akan sangat tergangu yang mengakibatkan rasa kebas (rasa kebas adalah sebagai pringatan dini tubuh bahwa telah terjadi gangguan pada peredaran darah).
Jadi bagi penyepeda jarak jauh merasakan kebas atau rasa kurang nyaman Ayam Jagonya itu sebetulnya hal biasa, tapi hal ini tidak terjadi pada setiap orang/atlit, kira2 sekitar 20% nya saja, kebasnya ya karena terlalu lama duduk sehingga pembuluh darah dan jaringan saraf tertekan, dan akan kembali normal bila disudahi tekanan terhadap bagian itu.
Untuk newbe mungkin mula2 akan sering mengalami hal ini, apa lagi bila posisi sadelnya atau posisi tubuhnya tidak tepat, hal tidak nayman ini bisa berlangsung beberapa saat bahkan ada yang mengalami sampai beberapa hari. Sekarang yang harus dijaga dan dihindari adalah jangan sampai terjadi cedra serius pada pembuluh darah ini, mungkin karena terkena benturan yang sangat keras hingga terjadi kerusakan di sistim pembuluh darahnya atau sistim sarafnya, bila ini terjadi maka akibatnya bisa mengalami ganguan ereksi ringan sampai parah
Jadi apa yang harus diperbuat untuk menjaga kebugaran si Ayam Jago ini? Selagi bersepeda coba sekali2 geser posisi pada sadel atau berdiri sejenak sembari melakukan streching, bila melakukan touring jarak jauah coba lah istirahat sejenak, sebaiknya menggunakan celana sepeda ber padding yang tepat, padding yang kurang tepat posisinya justru kadang malah akan menimbulkan tekanan tambahan pada saraf2 yang sensitif.
Untungnya Sekarang sudah dibuat sadel dengan lubang atau cekungan berbentuk huruf v disepanjang bagian hidung sadelnya, dan ada yang dikombinasikan dengan lapisan Gel sedemikina rupa sehingga beban bisa disalurkan dengan merata dengan tujuan mengurangi tekanan pada bagian jaringan lunak.
Apa yang dirasakan setelah beberapa lama bersepeda bukan sesuatu yang tidak ada artinya, bersepedalah dengan benar, beri perhatian cukup terhadap apa yang diduduki, dan jangan abaikan pada peringatan dini tubuh, semua ini akan membuat semuanya berjalan normal dan everyone happy.
Cerita ini selalu timbul dan tenggelam dari tahun ke tahun, dan selalu dibahas terutama dikalangan pemula yang mulai serius menekuni olah raga sepeda, sebetulnya masalah diatas itu kemungkinan terjadinya bisa saja, masalahnya kenapa isunya lebih santer dibicarakan di lingkungan olahraga bersepeda dibanding olah raga lain seperti berkuda, atau olah raga sepeda motor, hingga pabrik peralatan sepeda rela mengeluarkan dana extra untuk melakukan riset guna mendapatkan desain sadel sepeda yang nyaman dan ramah terhadap si "Ayam Jago" AKA "Prabotan Sex Pria"
Para atlet sepeda sering kali berada diatas sepeda ber jam2 dan ber km2 jauhnya terutama para atlet sepeda jalan raya (road bike) dan rasa nyeri otot, tidak nyaman di bagian slangka, panas, kebas Ayam Jago nya pasti pernah/sering dialami. Daerah rawan ini memang selayaknya mendapatkan perhatian kusus guna menghindari cedera lebih serius.
Secara tipikal sadel sepeda akan menopang langsung di tiga bagian/titik pada Pelvis (panggul) kita. Yaitu satu tititk di bagian depan di daerah Perineum (jaringan lunak diantara kaki) dan dua titik dibagian belakang, di daerah Ischial Tuberosities (daerah tulang duduk) Tiga titik inilah yang membentuk bidang kerja, sehingga menjadikan goesan stabil dan bertenaga bagi otot2 dari pinggang kebawah. Lalu mengapa bisa terjadi rasa kebas si Ayam Jago? Ini disebabkan adanya gangguan peredaran darah pada pembuluh darah dan saraf yang menuju si Ayam Jago itu, karena telah terjadi tekanan pada jaringan lunak dimana terdapat jalur pembuluh2 darah dan saraf2 halus yang keberadaanya terjepit di antara Pubic Bone dan Perineum yang menekan pada bagian tengah sadel. Sebetulnya bisa saja bagian hidung sadel dihilangkan agar bagian Perenium tidak tertekan seperti gambar diatas, tetapi dengan menghilangkan bagian hidung maka keseimbangan kita diatas sepeda akan berkurang terutama untuk para atlet sepeda balap.
Kita bisa memberikan beban sebesar yang kita inginkan pada tulang duduk, ini karena tulang duduk memang dibuat untuk itu, tetapi beban yang terlalu besar pada jaringan lunak adalah masalah lain, karena pada jaringan lunak ini terletak pembuluh2 darah dan saraf2 yang mengarah ke si Ayam Jago, jadi apabila terjadi tekanan yang besar pada bagian ini maka aliran darah dari pembuluh darah ke saraf akan sangat tergangu yang mengakibatkan rasa kebas (rasa kebas adalah sebagai pringatan dini tubuh bahwa telah terjadi gangguan pada peredaran darah).
Jadi bagi penyepeda jarak jauh merasakan kebas atau rasa kurang nyaman Ayam Jagonya itu sebetulnya hal biasa, tapi hal ini tidak terjadi pada setiap orang/atlit, kira2 sekitar 20% nya saja, kebasnya ya karena terlalu lama duduk sehingga pembuluh darah dan jaringan saraf tertekan, dan akan kembali normal bila disudahi tekanan terhadap bagian itu.
Untuk newbe mungkin mula2 akan sering mengalami hal ini, apa lagi bila posisi sadelnya atau posisi tubuhnya tidak tepat, hal tidak nayman ini bisa berlangsung beberapa saat bahkan ada yang mengalami sampai beberapa hari. Sekarang yang harus dijaga dan dihindari adalah jangan sampai terjadi cedra serius pada pembuluh darah ini, mungkin karena terkena benturan yang sangat keras hingga terjadi kerusakan di sistim pembuluh darahnya atau sistim sarafnya, bila ini terjadi maka akibatnya bisa mengalami ganguan ereksi ringan sampai parah
Jadi apa yang harus diperbuat untuk menjaga kebugaran si Ayam Jago ini? Selagi bersepeda coba sekali2 geser posisi pada sadel atau berdiri sejenak sembari melakukan streching, bila melakukan touring jarak jauah coba lah istirahat sejenak, sebaiknya menggunakan celana sepeda ber padding yang tepat, padding yang kurang tepat posisinya justru kadang malah akan menimbulkan tekanan tambahan pada saraf2 yang sensitif.
Untungnya Sekarang sudah dibuat sadel dengan lubang atau cekungan berbentuk huruf v disepanjang bagian hidung sadelnya, dan ada yang dikombinasikan dengan lapisan Gel sedemikina rupa sehingga beban bisa disalurkan dengan merata dengan tujuan mengurangi tekanan pada bagian jaringan lunak.
Apa yang dirasakan setelah beberapa lama bersepeda bukan sesuatu yang tidak ada artinya, bersepedalah dengan benar, beri perhatian cukup terhadap apa yang diduduki, dan jangan abaikan pada peringatan dini tubuh, semua ini akan membuat semuanya berjalan normal dan everyone happy.
11/25/2008
Les Mills RPM
RPM™ is the indoor cycling workout where you ride to the rhythm of powerful music. Take on the terrain with your inspiring team coach who leads the pack through hills, flats, mountain peaks, time trials, and interval training. Discover your athlete within – sweat and burn to reach your endorphin high.
RPM™ is a 50-minute indoor cycling class based on outdoor riding. You ride to inspirational music over the equivalent of 20-25 kilometres of varied terrain, controlling the intensity of your workout with a resistance dial and pedal speed.
RPM™ Benefits
*Increase your cardiovascular fitness, burn fat and tone and shape your legs, hips, and butt
*Increase leg strength and muscular endurance without building bulk
*Burn up to 600 calories in a normal 50-minute structure (RPM™ has been proven to burn up to 800 calories in one hour)
*Release endorphins to give you that natural high and leave you feeling fantastic
*Increase your cardiovascular fitness, burn fat and tone and shape your legs, hips, and butt
*Increase leg strength and muscular endurance without building bulk
*Burn up to 600 calories in a normal 50-minute structure (RPM™ has been proven to burn up to 800 calories in one hour)
*Release endorphins to give you that natural high and leave you feeling fantastic
11/24/2008
Canon G10 matches Haselblad??
Satu ari sempet ngobrol2 soal foto sama temen yang kerjaannya motretin mubil buat iklan di setudionya, ngobrol punya ngobrol dia nyeletuk "Udah baca G10 bisa nyamain Phase One" karena dia juga make Phase One di Hassy nya dan pernah dapet komplen soal pixsel ini. "Huh?? Belom, Dimana?? Ah becanda lu??"
Secara Canon G10 kamera saku 15Mp yang bandrolnya cuma 5 jeti-an, kok bisa nyamain kamera medium format Hasselblad dengan Phase One P45+ back 39Mp seharga 400 jeti-an. Saking penasarannya langsung dah googling dg judul G10 vs Phase One P45+, dan jawabannya ketemu di The luminous landscape
Secara garis besar ceritanya sbb.
Di pertengahan bulan otober 2008 Michael H Reichmann (a fine-art landscape and wildlife photographer) sedang mengadakan work shoop 5 hari bersama /george clientnya dari Ireland yang masing2 menggunakan kamera digital medium format Sinar, sedangkan Michael menggunakan Hasselblad H2 dengan Phase One P45+ back. pas ada waktu segang sedikit dia juga sekalian ngetes kamera digital poket baru, canon G10 dan Nikon P6000 buat bahan comparative review di Blognya.
Setelah beberapa hari kerja diselingi ngetes kamera2 poket diatas, dia kok akhirnya terkesan banget dengan kamera canon G10 ini. dimana pada minggu2 itu se hari2nya dia selalu melototin file2 melalui macbook pro 15" nya, dan disaat itu juga dia kok ga bisa bedain mana file raw dari jepretan Hasselblad dan mana file raw yang dari jepretan Canon G10, walaupun itu pun sudah di perbesar hingga 100%.
Jelas di bukan seorang newbe, dia sudah 50 tahun berkecimpung didunia in dan dia tahu benar apa yang sedang diliatnya, dia yakin tidak bakalan beda hasil cetakannya nati apabila dicetak dengan kulitas untuk eksebisi dengan apa yang terpampang di layar monitor 15" nya saat itu (sudah diset dan dikalibrasi secara benar). bagaimanapun dia sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya, dan dia sangat2 takjub.
Karena hal tsb diatas, secara ga sengaja timbulah ide nyelenehnya pas sesi motretin suasana hutan di musim gugur, kebetulan dia juga bawa G10 maka kejadian deh komparasi side by side antar H2/P45+ 55-110mm vs G10 28-140mm ini.
H2 nya dia pasang diatas tripod yang kokoh, cermin terkunci keatas, waktu 3detik menggunakan shelf timer, fokus manual, white balance menggunakan gray card.
G10 nya cuma ditaro diatas H2 dan dipegang dengan tangan aja karena pikirnya G10 mempunyai Image stabilization, autofocus, autoexposure dengan Aperture priority mode dan cerita lengkapnya sila baca di luminous-lanscape
Memang kalo di keker lebih dalam pixselnya ada beda, tapi untuk sekdar dicetak seukuran A4~A3 untuk keperluan Brosur2 kan sudah cukup, hari gini kok masih cari yang mahal. Sepertinya teknologi kamera Digtal sudah bisa menembuas batas kemampuam teknologi kamera Analog, disamping memang siapa yang ada dibelakang kameranya.
Secara Canon G10 kamera saku 15Mp yang bandrolnya cuma 5 jeti-an, kok bisa nyamain kamera medium format Hasselblad dengan Phase One P45+ back 39Mp seharga 400 jeti-an. Saking penasarannya langsung dah googling dg judul G10 vs Phase One P45+, dan jawabannya ketemu di The luminous landscape
Secara garis besar ceritanya sbb.
Di pertengahan bulan otober 2008 Michael H Reichmann (a fine-art landscape and wildlife photographer) sedang mengadakan work shoop 5 hari bersama /george clientnya dari Ireland yang masing2 menggunakan kamera digital medium format Sinar, sedangkan Michael menggunakan Hasselblad H2 dengan Phase One P45+ back. pas ada waktu segang sedikit dia juga sekalian ngetes kamera digital poket baru, canon G10 dan Nikon P6000 buat bahan comparative review di Blognya.
Setelah beberapa hari kerja diselingi ngetes kamera2 poket diatas, dia kok akhirnya terkesan banget dengan kamera canon G10 ini. dimana pada minggu2 itu se hari2nya dia selalu melototin file2 melalui macbook pro 15" nya, dan disaat itu juga dia kok ga bisa bedain mana file raw dari jepretan Hasselblad dan mana file raw yang dari jepretan Canon G10, walaupun itu pun sudah di perbesar hingga 100%.
Jelas di bukan seorang newbe, dia sudah 50 tahun berkecimpung didunia in dan dia tahu benar apa yang sedang diliatnya, dia yakin tidak bakalan beda hasil cetakannya nati apabila dicetak dengan kulitas untuk eksebisi dengan apa yang terpampang di layar monitor 15" nya saat itu (sudah diset dan dikalibrasi secara benar). bagaimanapun dia sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya, dan dia sangat2 takjub.
Karena hal tsb diatas, secara ga sengaja timbulah ide nyelenehnya pas sesi motretin suasana hutan di musim gugur, kebetulan dia juga bawa G10 maka kejadian deh komparasi side by side antar H2/P45+ 55-110mm vs G10 28-140mm ini.
H2 nya dia pasang diatas tripod yang kokoh, cermin terkunci keatas, waktu 3detik menggunakan shelf timer, fokus manual, white balance menggunakan gray card.
G10 nya cuma ditaro diatas H2 dan dipegang dengan tangan aja karena pikirnya G10 mempunyai Image stabilization, autofocus, autoexposure dengan Aperture priority mode dan cerita lengkapnya sila baca di luminous-lanscape
Memang kalo di keker lebih dalam pixselnya ada beda, tapi untuk sekdar dicetak seukuran A4~A3 untuk keperluan Brosur2 kan sudah cukup, hari gini kok masih cari yang mahal. Sepertinya teknologi kamera Digtal sudah bisa menembuas batas kemampuam teknologi kamera Analog, disamping memang siapa yang ada dibelakang kameranya.
11/10/2008
Upper Body Strength
Ngelanjutin postingan kemaren soal pentingnya mempunyai Core/Back yang kuat untuk para mountain biker's, juga tidak kalah pentingnya untuk melatih Upper body strenght kita
Seperti anjuran Don dam Laird di video ini menurut saya melatih upper body strength untuk para mountain biker's adalah supaya mendapatkan handling yang lebih mantap dan stabil dalam bermanuver di lintasan yang sangat buruk, terutama di turunan2 yang curam, maupun dalam mengantisipasi drop off yang cukup dalam.
Selain itu dengan melatih upper body maka otot2 kecil/besar dibagian atas (bahu, dada, lengan, leher, dsb) akan berkembang sehingga dapat melindungi dan paling tidak meminimalis cedera lebih serius bila kita mengalami kecelakaan. Dengan otot2 bagian atas yang selalu dilatih, kita akan mempunya upper body strength yang kuat, dan tubuh akan kelihatan lebih tegap ...... keren kan?
Untuk latihannya sila download program latihan dari Laird Hamilton ini, disitu diberikan program latihan untuk Core, Upper dan Lower body, latihannya tidak perlu beban terlalu berat, yang penting repetition nya cukup banyak per setnya dan dikerjakan dengan intensif.
Selamat berlatih ...............
Seperti anjuran Don dam Laird di video ini menurut saya melatih upper body strength untuk para mountain biker's adalah supaya mendapatkan handling yang lebih mantap dan stabil dalam bermanuver di lintasan yang sangat buruk, terutama di turunan2 yang curam, maupun dalam mengantisipasi drop off yang cukup dalam.
Untuk latihannya sila download program latihan dari Laird Hamilton ini, disitu diberikan program latihan untuk Core, Upper dan Lower body, latihannya tidak perlu beban terlalu berat, yang penting repetition nya cukup banyak per setnya dan dikerjakan dengan intensif.
Selamat berlatih ...............
Subscribe to:
Posts (Atom)